Teroris Cyber “Virus Ransomware WannaCry”
Beberapa waktu belakang ini kita tersiar kabar bahwa
merajalela nya teroris di dunia maya. Teroris? Kirain dalam kehidupan nyata aja
yang ada teroris, pasti ada densus 88 juga ni hehehe.
Ya, teroris cyber yang mengatas namakan Shadow
Brokers dengan menyebarkan Virus Ransomware WannaCry berhasil mengguncang
belahan dunia yang menggunakan koneksi berbasis internet seperti Amerika,
Rusia, Spanyol, Ingris, Kanada dan berbagai negara lainnya termasuk Indonesia
yang berdampak lumpuhnya sejumlah fasilitas publik, bisnis dan termasuk rumah
sakit. Virus Ransomware WannaCry adalah perangkat lunak perusak yang
mengenkripsi file di komputer yang terinfeksi. Dengan meminta uang tebusan,
virus ini mengunci komputer dan mencegah pengguna untuk mengakses file, dokumen
dan gambar hingga pembayaran tebusan dilakukan.
Komputer biasanya terinfeksi saat pengguna membuka
tautan atau lampiran email dari pesan email berbahaya. Dikenal sebagai email
phising, yaitu pesan yang sering dikirim dari akun email yang disamarkan agar
terlihat seolah berasal dari entitas yang dikenal atau dapat dipercaya. Selain
itu, peretas juga dapat menanam virus pada situs web, sepertii dilansir dari riau online.co.id.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber dan Komunikasi
CISSReC, Pratama D. Persadha mengatakan bahwa virus tersebut menyerang
menggunakan Zero Day Ezploit yang belum pernah diketahui sebelumnya. Artinya
saat pertama kali Ransomware ini menyerang, sebenarnya Microsoft yang
ter-update pun akan tetap terkena, karena Microsoft sendiri belum mengetahui
adanya celah keamanan ini sampai dengan celah itu dipublikasikan. Kata dia
melalui siaran pers 14 Mei 2017, yang
dilansir dari tekno tempo.com
Kepala Badan Kepolisian Uni Eropa (Europol), Rob
Wainwright, mengatakan jumlah komputer yang terkena WannaCry mungkin akan terus
bertambah dan mungkin membuat ribuan pihak terkena kerugian. Jumlah terkhir ada
lebih dari 200 ribu korban di setidaknya 150 negara. Banyak dari korban
merupakan pelaku bisnis, termasuk perusahaan besar, kata Rob Wainwright. Yang dilansir dari koran jakarta.com
Sementar itu, di Indonesia rumah sakit kanker
Dharmais dan rumah sakit Harapan Kita juga telah mengakui terserang Virus WannaCry
dan juga Kepala Perpustakaan Universitas Jember, Jawa Timur, Ida Widyastuti
mengungkapkan virus WannaCry telah menyerang pelayanan perpustakaan dalam
jaringan.
Virus Ransomware WannaCry ini seperti parasit. Penyebaran
yang sangat cepat dari komputer satu langsung berpindah ke komputer lainya
sehingga membuat pengguna komputer merasa resah seperti para pelaku bisnis dan
pemerintah, karena mereka memiliki file yang sangat penting. Untuk itu sangat
disarankan untuk berhati-hati mengklik email dari sumber yang tidak diketahui
atau akan berpotensi sebagai penyamar. Pengguna juga harus menginstal pembaruan
keamanan di komputer dan membuat cadangan file agar tidak kehilangan jika
terjadi serangan Virus RansomwareWannaCry.
Terima kasih telah mengunjungi artikel tentang
Teroris Cyber Virus Ransomware WannaCry semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment